Jumat, 13 Januari 2017

BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pemasangan Gigi Tiruan

















Tubuh manusia bisa diibaratkan mesin, yang memiliki berbagai macam komponen (organ) yang memiliki kerja fungsi masing – masing. Yang mana organ dan anggota tubuh lainnya memiliki masa dimana fungsi nya menjadi lemah dan menurut atau bahkan tidak bisa digunakan lagi, salah satunya ada gigi.

Saat ini tidak jarang gigi seseorang rusak dalam waktu yang cepat, bisa jadi karena faktor makanan yang dikonsumsi hingga kurang nya perawatan bagi pemilik gigi. Ketika gigi rusak atau justru telah lepas dari tempatnya, membuat kerja mulut untuk memotong atau mengunyah makanan saat makan menjadi terhambat.

Pemasangan Gigi Tiruan
Jika demikian dialami oleh maka jalan satu – satunya adalah menggunakan Bantuan untuk memasang gigi palsu atau gigi tiruan. Adapun untuk biaya pemasangan gigi tiruan bermacam – macam tergantung dari jenis gigi palsu yang akan dipasang dan tingkat lainnnya. Pertanyaannya adalah, apakah pemasangan gigi palsu atau gigi tiruan itu bisa di tanggung bpjs?

Informasi yang kami terima, berkenaan topik pembahasan kali ini mengenai pemasangan gigi tiruan, di beritahukan bahwa untuk pemasangan gigi tiruan dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan, dengan syarat ada indikasi medis.

Untuk mengetahuinya bisa berobat ke faskes 1 terlebih dahulu, jika memang faskes 1 tidak bisa melayani karena keterbatasan SDM atau Alat – alat maka akan di rujuk ke Faskes lanjutan..


Yang akan ditanggung BPJS Kesehatan tentang pemasangan gigi tiruan yaitu peserta akan diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama, masing-masing rahang maksimal Rp. 500.000 (tidak lebih) sehingga ketika ada selisih biaya maka biaya tersebut ditanggung oleh pasien

Alasan Gigi Harus Dicabut
















Mengapa Gigi Harus Dicabut – Gigi dicabut bukan berarti gigi Anda kurang mendapatkan perawatan, namun ada sebagian orang yang kurang mengetahui tentang hal – hal yang terkait mengenai mengapa gigi mereka harus di cabut.

Karena beberapa alasan termasuk mahalnya biaya perawatan gigi dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dari pihak – pihak terkait, sehingga membuat masyarakat seperti acuh tak acuh terhadap kesehatan gigi mereka.
Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai beberapa alasan mengapa gigi harus dicabut. Pencabutan gigi tersebut adalah suatu proses untuk pengambilan gigi dari songket gigi di bagian tulang. Sehingga hal Inilah menjadi alasan yang mempengaruhi keputusan mengapa gigi harus dicabut.

Beberapa Alasan Mengapa Gigi Harus Di Cabut

   Gigi rusak parah. Adalah sangat penting bagi anda untuk melakukan pemeriksaan gigi secara rutin minimal setiap enam bulan sekali. Jika dalam pemeriksaan didapati gigi Anda rusak dalam keadaan berlubang atau patah, pastinya dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan tindakan perawatan untuk memperbaiki gigi Anda tersebut dengan berbagai cara seperti menambal, atau mencabutnya jika kerusakan gigi cukup parah.
  Jenis gigi Ekstra yang mendesak gigi lain, Ada beberapa kasus yang ditemukan pada sebagian orang yang memiliki gigi ekstra atau jumlah gigi yang berlebih dalam mulut yang akan mendesak posisi gigi lainnya. Hal ini sangat mempengaruhi bentuk gigi secara keseluruhan terutama estetika (keindahan) sebuah gigi. Sehingga hal ini perlu dilakukan pencabutan.

   Perawatan yang membahayakan system kekebalan tubuh, Jika anda akan melakukan kemoterapi sebaiknya Anda juga melakukan konsultasi kepada dokter gigi anda. Permasalahannya adalah kemoterapi bisa memicu terjadinya infeksi pada gigi. Pada saat Anda melakukan kemoterapi, ada beberapa unsur dalam obat sangat signifikan untuk melemahkan sisitem kekebalan tubuh Anda sehingga peluang meningkatnya aktifitas infeksi dalam tubuh anda sangat besar. oleh karena itu, sebaiknya sebelum Anda melakukan perawatan kemoterapi maka meminta dokter untuk mencabut gigi Anda yang kurang sehat untuk dicabut sebagai langkah pencegahan.

   Perawatan kawat gigi, Selain itu alasan mengapa gigi Anda perlu dilakukan pencabutan adalah bagi anda yang ingin melakukan perawatan kawat gigi untuk memperbaiki posisi gigi Anda yang tidak teratur. Adanya modifikasi gigi yang kurang teratur dengan baik ada beberapa gigi yang harus dicabut untuk memuluskan proses kawat gigi.

  Tumbuhnya gigi geraham baru yang mengganggu, Pada anak – anak yang memasuki usia remaja, gigi geraham ketiga ini sering tumbuh. Ada beberapa anak yang memiliki gigi geraham yang ketiga ini dapat mengganggu gigi yang lainnya sehingga dokter akan menyarankan untuk mencabutnya. Alasan mengapa gigi harus di cabut adalah karena jika tidak dilakukan pencabutan dikhawatirkan gigi tersebut nantinya akan mengiritasi gusi si anak yang bisa menimbulkan rasa sakit pada gusinya.

Cabut Gigi Penyebab Mata Buta?










Pernahkah anda mendengar informasi kalau mencabut gigi dapat menyebabkan kebutaan? Informasi ini sudah lama kita dengar, bahkan di kalangan orang berpendidikan pun beredar informasi ini.

Tidak dapat dipungkiri kalau mencabut gigi adalah suatu proses beresiko, bahkan di dalam dunia kedokteran gigi terdapat dokter gigi yang secara tegas menyatakan tidak akan menangani kasus pencabutan gigi dengan berbagai alasan.

Memang benar resiko dalam proses pencabutan gigi menyangkut keseluruhan proses, dimulai dari pemberian anestesi, proses pencabutan gigi (ekstraksi), sampai proses penyebuhan pasca tindakan.

Dilihat dari sisi anatomi, antara saraf mata dan saraf gigi tidak memiliki keterkaitan langsung. Kedua saraf keluar dari otak dalam keadaan terpisah melewati jalur yang berbeda pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses pencabutan gigi itu sendiri tidak terkait langsung dengan komplikasi yang melibatkan organ mata.

Kemungkinan yang dapat terjadi adalah adanya infeksi sebelum atau sesudah pencabutan gigi, dimana infeksi  menyebar sampai ke organ mata. Perlu ditekankan disini bahwa tidak hanya pencabutan gigi yang memiliki resiko seperti ini, setiap tindakan operatif pada daerah kepala memiliki resiko serupa.

Untuk mengantisipasi resiko infeksi tejadi, sebelum tindakan operatif apapun, termasuk daerah kepala, khususnya pencabutan gigi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu guna memastikan tidak ada infeksi dan peradangan disekitar area tindakan. Bila terdapat infeksi dan peradangan maka sebelumnya harus ditangani dengan pemberian obat.

Setelah tindakan cabut gigi, diberikan juga obat sebagai antisipasi munculnya infeksi, mengingat infeksi sangat mudah menyebar melalui pembuluh darah yang terbuka.

Gigi Sakit Dan Bengkak , Boleh Dicabut?










Tidak sedikit dari kita yang memiliki gigi berlubang. Kalau lubangnya masih kecil dan belum menimbulkan sakit seringkali diabaikan, padahal saat itu sebenarnya gigi masih dapat ditambal. Setelah lubang gigi besar dan cukup parah, terasa sakit serta bengkak, barulah datang ke dokter gigi meminta gigi tersebut dicabut saja.

Dalam keadaan seperti ini, dokter gigi memberikan premedikasi obat-obatan dapat berupa antibiotik, antisakit (analgesik) dan antiradang (antiinflamasi) untuk menghilangkan rasa sakit dan menurunkan bengkaknya. Tetapi sekali lagi, tidak jarang yang justru memaksa atau ngotot giginya tetap dicabut karena sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya.

Gigi sakit berdenyut-denyut serasa sampai di kepala, bengkak, demam dan terdapat abses (kumpulan nanah) sehingga membuka mulut saja susah menandakan bahwa gigi tersebut sedang mengalami peradangan dan terjadi infeksi. Masih banyak pro dan kontra tentang pencabutan gigi dalam keadaan infeksi ini, tetapi dari kebanyakan referensi menyebutkan bahwa pencabutan gigi dalam keadaan infeksi bukan menyelesaikan masalah, tetapi justru dapat menimbulkan masalah baru. Dalam keadaan infeksi, pencabutan gigi tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan penyebaran kuman ke daerah lain. Kalau pada rahang atas bisa menyebabkan pembengkakan sampai ke daerah mata.

Selain bisa menyebabkan penyebaran kuman, pada kasus abses misalnya, obat mati rasa atau bahan anestetikum yang disuntikkan menjadi tidak mempan sehingga ketika akan dicabut tetap merasakan sakit. Hal ini terjadi karena pada daerah infeksi berada dalam suasana asam akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri, sedangkan bahan anestetikum bersifat basa. Ketika keduanya berinteraksi, tidak jarang asam pada abses ini akan menetralkan sifat basa pada bahan anestetikum sehingga pasien tidak akan merasa kebal. 

Pada kasus lain, daerah dalam keadaan infeksi cenderung sangat sensitif terhadap nyeri sehingga membutuhkan dosis anestetikum yang lebih besar.  Selain itu karena pada saat terjadi abses, pasien susah membuka mulut menyebabkan akses untuk menganestesi saraf gigi susah dicapai dan anestesi menjadi tidak maksimal.


Jadi jika gigi dalam keadaan infeksi, sebaiknya diberikan medikasi atau obat-obatan selama beberapa hari dulu sebelum dilakukan pencabutan.

Gigi Goyang Setelah Membersihkan Karang Gigi











Karang gigi atau kalkulus adalah plak yang mengalami mineralisasi. Atau dengan kata lain kalkulus merupakan  kotoran dalam rongga mulut, dapat berupa sisa-sisa makanan yang menempel dan melekat pada gigi yang mengeras atau terkalsifikasi jika tidak dibersihkan dalam waktu lama. Berdasarkan lokasinya, kalkulus dapat dibagi menjadi dua yaitu kalkulus supragingiva dan subgingiva.

Kalkulus supragingiva adalah kalkulus yang terletak di atas margin atau tepi gusi/gingiva, sedangkan kalkulus subgingiva adalah kalkulus yang terletak di bawah tepi gingiva. Kalkulus supragingiva dapat dilihat secara langsung di dalam mulut, berwarna putih atau putih kekuning-kuningan karena sumber mineral berasal dari saliva dan debris datau sisa-sisa makanan, konsistensi keras seperti pasir, sedangkan kalkulus subgingiva berwarna coklat kehitaman atau hijau kehitaman karena sumber mineralnya berasal dari serum darah, melekat kuat pada permukaan gigi dan lebih keras bila dibandingkan dengan kalkulus supragingiva.

Untuk mengeluarkan kalkulus dapat dilakukan skeling menggunakan skeler/scaller (alat untuk membersihkan karang gigi), bisa manual ataupun elektrik/ultrasonik. Tetapi jika terdapat cukup banyak kalkulus, lebih disarankan untuk skeling elektrik karena selain lebih bersih dan waktu pengerjaan lebih cepat, bagi operator juga dapat menghemat tenaga.

Kalkulus dan plak yang melekat pada gigi menyebabkan peradangan gusi dan jaringan pendukung gigi lainnya (gingivitis dan periodontitis) sehingga gusi menjadi turun atau yang dikenal dengan resesi gingiva. Selain itu juga dapat menyebabkan kehilangan perlekatan dengan permukaan gigi yang pada akhirnya gigi mengalami kegoyangan. Gigiyang goyang dapat menyebabkan gigi bergerak ke labial atau bukal (permukaan yang berhadapan dengan bibir dan pipi) sehingga gigi menjadi jarang-jarang atau bercelah. Tetapi dalam keadaan terdapat banyak karang gigi, semua keadaan itu tertutupi. Gigi yang goyang, karena dikelilingi karang gigi dapat menjadi kuat, kalau pada bangunan, karang gigi dapat diibaratkan sebagai semen yang menyatukan batu merah sehingga dapat berdiri tegak.

Apabila gusi turun, maka permukaan akar yang dilapisi oleh sementum akan terlihat. Pada individu yang memiliki pertautan sementum dan email tidak sempurna, membuat dentin terbuka sehingga dapat menyebabkan gigi menjadi ngilu. Tetapi sekali lagi, dengan adanya karang gigi, bisa menutupi dentin di daerah sekitar leher gigi yang terbuka itu sehingga pasien tidak merasakan ngilu. Pada kasus lain, gigi yang sudah bercelah dan menjadi jarang tersebut, karena terdapat karang gigi di antaranya, maka celah tersebut akan tertutupi.

Gigi yang sebenarnya goyang tetapi tetap kokoh karena adanya karang gigi, dentin yang terbuka dan sebelumnya tertutup oleh karang, dan adanya celah yang juga ditutupi oleh karang, ketika dilakukan skeling dan begitu karang gigi terlepas, gigi menjadi goyang, ngilu dan terlihat bercelah .

Jadi sebenarnya bukan karena prosedur pembersihan karang giginya yang menyebabkan keadaan seperti disebutkan di atas, tetapi memang kondisi gigi demikian dan ketika karang gigi dibersihkan baru terlihat. Kondisi semacam ini sangat perlu diinformasikan kepada pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman antara dokter dan pasien.

Mengobati Sariawan Di Lidah










Sariawan merupakan infeksi pada mulut yang disebabkan oleh jamur. Sariawan dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti luka  berselaput  keputih-putihan. Tak hanya di lidah, sariawan juga dapat timbul di pipi bagian dalam, gusi, amandel, hingga bagian belakang tenggorokan

Obat Antijamur
Tujuan dari pengobatan sariawan di mulut yaitu menghentikan penyebaran jamur. Obat antijamur dapat membantu untuk mengobati sariawan di lidah. Obat tersebut bisa dalam bentuk tablet, obat cair, permen pelega tenggorokan (lozenges), dan lain-lain.

Salah satu pilihan obat sariawan di mulut yaitu obat antijamur clomatrizole, dalam bentuk permen pelega tenggorokan yang dibiarkan larut dalam mulut. Selain itu, ada pula obat antijamur nystatin. Obat ini digunakan seperti obat kumur yang dibiarkan di dalam mulut beberapa waktu kemudian ditelan.

Jika obat-obatan di atas tidak dapat membantu, dokter dapat memberikan resep obat fluconazole atau itraconazole.

Infeksi jamur yang resisten atau telah menyebar pada bagian tubuh yang lain, dapat menggunakan obat amphotericin B. Obat ini dapat dikonsumsi atau dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena melalui suntikan.

Untuk bayi yang masih memperoleh air susu ibu (ASI) terkena sariawan di lidah, maka pengobatan berupa krim antijamur juga diberikan pada payudara ibu. Hal ini untuk mencegah infeksi berulang.

Sariawan di lidah sebaiknya segera mendapat penanganan dokter. Hal ini untuk mencegah risiko penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.

Perawatan di Rumah
Beberapa cara berikut dapat dilakukan sendiri di rumah untuk membantu meringankan rasa sakit akibat sariawan di lidah.
Menyikat gigi dua kali sehari. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut. Jika perlu, gunakan benang gigi atau dental floss satu kali setiap hari. Sering-seringlah mengganti sikat gigi saat terkena infeksi jamur. Hindari penggunaan sikat gigi bersama dengan orang lain, meskipun kerabat atau pasangan sendiri.

Jangan gunakan obat kumur atau spray. Hal ini untuk menghindari perubahan suasana untuk pertumbuhan flora normal mulut, kecuali sesuai rekomendasi dokter untuk obat kumur tertentu.
Berkumur dengan air garam. Campurkan 1/2 sendok teh garam dalam satu cangkir air hangat. Kemudian berkumur beberapa saat dan buang. Anda dapat berkumur dengan air garam ini beberapa kali dalam satu hari.
Konsumsi minuman dingin atau jus. Jika sariawan terasa sakit saat Anda minum, maka gunakan sedotan.
Pilih makanan yang tidak perlu banyak dikunyah. Misalnya, makanan lembut, agar-agar dan es krim.

Yogurt tanpa pemanis. Untuk mengembalikan tingkat bakteri baik dalam tubuh, konsumsi yogurt tanpa pemanis yang mengandung lactobacillus acidophilus. Ataupun, dapat diminum dalam bentuk kapsul.
Batasi asupan gula dan produk yang mengandung ragi. Seperti roti, bir, serta wine yang dapat mendorong perkembangan jamur.

Jangan remehkan sariawan di lidah, terutama jika sudah mengganggu dan berlarut-larut. Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan lebih lanjut.

Bau Mulut









Bau mulut adalah masalah umum yang dialami tiap orang dari segala usia. Meski begitu, masalah ini tidak lagi menjadi sesederhana yang dikira saat bau mulut membuat Anda menjadi tidak percaya diri ketika mengobrol bersama teman-teman atau bahkan dengan klien. Faktanya pada sekitar seperempat orang yang mengalami bau mulut, kondisi ini ternyata bersifat menetap.

Mendeteksi Penyebab Bau
Bau mulut  yang tidak sedap umumnya disebabkan penumpukan bakteri pada gigi, gusi, dan lidah. Umumnya aroma tersebut muncul ketika terjadi penurunan kadar air liur yang berperan sebagai pembersih bakteri. Kondisi ini disebut mulut kering atau xerostomia. Bau mulut karena menurunnya kadar air liur biasanya paling dirasakan pada saat-saat berikut ini:
Saat merasa lapar atau sedang berpuasa. Air liur muncul ketika Anda sedang mengunyah makanan. Namun air liur menjadi berkurang ketika Anda tidak mengunyah dalam waktu lama. Akibatnya bakteri berkembang dan menyebabkan bau mulut.

Di pagi hari. Produksi air liur berhenti saat Anda tidur. Berkurangnya air liur menyebabkan pertumbuhan bakteri.
Saat Anda haus atau tidak minum, tubuh juga tidak memproduksi banyak air liur sehingga proses pembersihan bakteri akan berkurang.
Mulut kering juga dapat disebabkan oleh tarikan napas melalui mulut, bukan melalui hidung.
Selain karena menurunnya kadar air liur, bau mulut  tidak sedap juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

Tidak menggosok gigi
Jika Anda tidak menggosok gigi setiap hari, partikel makanan akan memicu perkembangan bakteri di dalam mulut dan menyebabkan bau tidak sedap. Bau tidak sedap juga dapat muncul dari permukaan lidah yang penuh bakteri.

Konsumsi makanan dan minuman
Proses pengolahan makanan dalam mulut dapat meningkatkan jumlah bakteri yang menimbulkan bau busuk. Mengonsumsi makanan dengan bau atau rasa kuat seperti bawang merah/putih dan bumbu rempah-rempah lainnya juga dapat menyebabkan mulut berbau tidak sedap.
Hal ini juga terjadi pada minuman-minuman dengan aroma kuat seperti alkohol dan kopi. Setelah dicerna, makanan yang masuk ke dalam pembuluh darah ini dibawa ke paru-paru dan memengaruhi napas Anda.
Bau mulut akibat konsumsi makanan dan minuman semacam ini umumnya tidak berlangsung lama dan akan hilang setelah menggosok gigi atau berkumur dengan obat kumur antiseptik.

Merokok
Bau tembakau tinggal di dalam mulut Anda dan menyebabkan bau. Selain itu merokok meningkatkan risiko berkembangnya penyakit gusi yang juga dapat menyebabkan bau mulut.
Diet
Proses pencernaan lemak di dalam tubuh, sayangnya, juga menimbulkan pelepasan zat kimia bernama keton yang menyebabkan bau mulut tidak sedap.

Indikasi Penyakit dan Konsumsi Obat
Pada kondisi tertentu, bau mulut dapat terjadi karena penyebab yang lebih serius seperti berikut ini:

Masalah gastrointestinal (perut dan usus)
Bau mulut tidak sedap dapat disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan perut dan usus (gastrointestinal) seperti infeksi H. pylori (infeksi bakteri pada usus kecil dan lapisan perut), serta gastro-oesophageal reflux disease (GORD) dimana asam lambung sering naik ke kerongkongan.

Jika memang penyakit ini menjadi penyebab bau mulut Anda, kemungkinan dokter akan menyarankan untuk menjalani pemeriksaan endoskopi. Endoskopi adalah prosedur yang dijalankan dengan penggunaan alat bernama endoskop untuk memeriksa area di dalam tubuh.

Jika masalah bau mulut Anda ternyata disebabkan oleh GORD atau infeksi H. pylori, dokter mungkin akan merekomendasikan Anda kepada spesialis sistem pencernaan. Penanganan yang dilakukan akan tergantung kepada penyebab penyakit Anda.

Masalah gusi
Bau mulut  tidak sedap yang berlangsung terus-menerus juga dapat disebabkan oleh masalah gusi. Penyakit gusi disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi. Bakteri menyebabkan racun yang menimbulkan peradangan pada gusi, suatu kondisi yang jika tidak ditangani akan membahayakan gusi dan tulang rahang.


Sikatlah gigi Anda setidaknya pagi dan sore, masing-masing minimal dua menit. Usahakan untuk menyikat seluruh gigi, lidah, langit-langit mulut, dan gusi dengan pasta gigi mengandung flouride. Jangan lupa ganti sikat gigi Anda tiap tiga bulan sekali.

Berkumurlah dengan cairan antibakteri dan menggunakan benang gigi untuk  menghilangkan sisa-sisa makanan yang tidak terjangkau oleh sikat gigi karena dengan menyikat gigi sekali pun ternyata masih menyisakan 40% area mulut yang belum bersih. Pilih obat kumur mengandung chlorhexidine atau hidrogen peroksida, tapi tanpa kandungan alkohol sehingga mulut tidak menjadi kering.

Minum cukup air dan kunyah permen karet bebas gula
Aktifitas mengunyah bisa menstimulasi kemunculan air liur yang akan menghindarkan Anda dari mulut kering penyebab bau mulut  yang tidak sedap. Minum cukup air secara teratur juga bisa membuat mulut Anda tetap lembap.

Hindari konsumsi makanan dan minuman penyebab bau mulut
Menyikat gigi setelah menyantap makanan dan minuman beraroma kuat tidak akan mencegah bau mulut. Satu-satunya cara adalah dengan menghindari konsumsi makanan dan minuman tersebut jika Anda hendak bersosialisasi dengan teman atau bekerja. Hal ini juga termasuk merokok. Selain menimbulkan bau mulut akibat aroma tembakau, merokok juga meningkatkan risiko penyakit gusi yang juga menjadi penyebab lain dari bau mulut tidak sedap.

Selain itu mengonsumsi buah-buahan dan sayuran secara teratur, ditambah sedikit daging, dapat mengurangi risiko bau mulut tidak sedap.

Teratur memeriksakan gigi

Periksakan gigi secara teratur, setidaknya enam bulan sekali untuk mencegah penyakit-penyakit gigi dan gusi penyebab bau mulut.

Veneer Gigi













Veneer gigi adalah prosedur kecantikan dari kedokteran gigi untuk membantu meningkatkan warna, bentuk, dan posisi gigi serta memperbaiki gigi yang gompal. Veneer gigi terbuat dari lapisan tipis porselen yang dipasang untuk menutupi permukaan depan gigi. Veneer gigi dapat bertahan hingga bertahun-tahun sebelum akhirnya rusak atau terkelupas dan perlu diganti.
Veneer biasanya digunakan untuk memperbaiki gigi yang berubah warna, patah, rusak, tidak sejajar, tidak rata, tidak teratur bentuknya, atau yang memiliki celah. Ada dua jenis veneer, yaitu yang terbuat dari porselen atau bahan komposit resin. Veneer porselen lebih tahan lama, tidak mudah berubah warna, dan lebih mirip gigi asli dibanding veneer resin yang lebih tipis.

Prosedur Veneer
Biasanya dibutuhkan tiga kali kunjungan ke dokter gigi untuk memasang veneer gigi, yaitu sekali untuk konsultasi dan dua kali untuk membuat dan memasangkan veneer. Prosedur pemasangan veneer gigi antara lain:
Dokter gigi akan memeriksa apakah gigi terdapat
Enamel atau lapisan terluar gigi akan dikikis sedikit (sekira 0,5 millimeter) untuk mempersiapkan tempat bagi veneer. Tindakan ini berguna untuk mencegah veneer tampak menonjol atau terasa besar.
Waktu persiapan tergantung pada seberapa parah kerusakan gigi.
Menggunakan bahan yang mirip seperti dempul, dokter gigi membuat cetakan mulut Anda agar veneer dapat dibuat sesuai bentuk dan ukuran gigi Anda di laboratorium. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 minggu untuk membuatnya.
Dokter gigi menempelkan veneer pada kunjungan Anda berikutnya.
Dokter gigi mungkin akan meminta Anda kembali dalam beberapa minggu kemudian untuk memeriksa keadaan gusi dan penempatan veneer

Kekurangan Veneer
Meski membuat gigi terlihat putih, bersih, dan rapi, veneer gigi juga memiliki kekurangan seperti:
·        Harga yang mahal.
·        Tidak bisa diperbaiki apabila rusak.
·        Gigi mungkin menjadi lebih sensitif terhadap makanan dan minuman panas atau dingin, hal ini disebabkan karena enamel gigi telah dikikis.
·        Warna gigi yang ditempel veneer tidak sama dengan warna gigi lain.
·        Veneer gigi bisa copot apabila Anda memiliki kebiasaan suka menggigit kuku atau mengunyah pensil, es, atau benda keras lainnya.
·        Veneer gigi tidak cocok bagi Anda yang giginya tidak sehat (gigi rusak, gusi sakit, gigi membusuk, ada fraktur gigi, atau ada tambalan gigi besar), jumlah enamel pada permukan gigi tidak cukup memadai, atau suka mengertakkan gigi.
Dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat menyebabkan noda gigi seperti kopi, teh, atau anggur merah

Veneer gigi yang semakin terkenal membuat banyak masyarakat Indonesia yang ingin memercantik senyumnya dengan deretan gigi putih porselen. Namun seperti yang disebutkan di atas, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengaplikasikan veneer tergolong mahal. Salah satu klinik gigi spesialis di Jakarta memasang tarif sekitar Rp 5 juta per gigi untuk veneer porselen.

Meski harganya mahal dan biasanya tidak ditanggung oleh asuransi, gigi ber-veneer dapat bertahan 5-10 tahun dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Cukup disikat dua hari sekali atau dibersihkan dengan benang gigi seperti biasa. Jika Anda berniat untuk melakukan veneer gigi

Gigi Tiruan Lepasan Valplast / Flexy









Pada beberapa kasus yang tidak memungkinan dibuatkan gigi tiruan jembatan dan implant, maka gigi tiruan sebagian lepasan merupakan pilihan yang terbaik.

Terdapat 3 jenis gigi tiruan sebagian lepasan yang dibedakan menurut bahan basis gigi tiruannya yaitu gigi tiruan kerangka logam, gigi tiruan dengan basis akrilik dan gigi tiruan dengan basis berbahan dasar nilon termoplastik atau sering disebut dengan flexi (valplast).
Nilon termoplastik adalah gigi tiruan fleksibel yang pertama di dunia. Bahan ini tidak mempunyai cengkeram logam dan bersifat ringan. Bahannya bersifat tembus pandang sehingga gusi pasien terlihat jelas, menghasilkan penampilan alami dan memberikan estetika yang memuaskan.

 Nilon termoplastik adalah basisi gigi tiruan yang bebas monomer, bersifat hipoalergenik sehingga dapat menjadi alternatif yang berguna bagi pasien yang sensitif terhadap resin akrilik konvensional, nikel atau kobalt. Nilon termoplastik yang disebut juga nylon injection molded, adalah basis gigi tiruan yang ideal untuk gigi tiruan sebagain dan restorasi unilateral. Termoplastik merupakan bahan yang akan menjadi plastik di bawah tekanan dan panas, tetapi sangat kuat pada suhu ruangan.

Penggunaan nilon sebagai bahan basis gigi tiruan telah dibahas pada literatur pada tahun 1950. Walaupun nilon tidak direkomendasikan untuk penggunaan umum pada saat itu. Beberapa kerugian yang dilaporkan mengenai bentuk awal nilon termasuk kerentanan warna basis bahan untuk berubah, mengalami stain, penyerapan air yang tinggi dan pembentukan permukaan yang kasar setelah jangka waktu yang pendek. Nilon adalah nama generik untuk beberapa tipe polimer termoplastik yang masuk ke dalam kelas yang dikenal sebagai poliamid.

 Bahan ini merupakan famili dari polimer kondensasi yang berasal dari reaksi diacid dengan diamine. Nilon menghasilkan variasi poliamid dengan sifat fisik dan mekanik yang tergantung pada kelompok ikatan antara kelompok acid dengan kelompok amine. Penggunaan nilon dental pertama kali tidak sukses karena penyerapana air yang berlebihan, sehingga menyebabkan pemuaian yang berlebihan. Penyerapan air yang lebih rendah pada nilon glass reinforced telah menghasilkan produksi yang lebih dapat diharapkan. Nilon ini terutama diisi dengan cotton glass beads atau chopped glass fibers.

Cara penggunaan atau insersi valplast adalah dengan menyediakan air panas dalam gelas, sebelum insersi valplast direndam beberapa menit. Hal ini akan menambah flexibilitas dan adaptasi pasien terhadap valplast. Menambah kenyamanan pasien dan mudah di pasang.
Indikasi dan Kontra Indikasi Valplast

• Indikasi
Valpalst dapat digunakan dalam berbagai kondisi seperti pemakaian GTSL umumnya. Contohnya pada pasien yang tidak dapat dibuatkan bridge tetapi memprioritaskan penampilan atau estetik, keuangan pasien yang terbatas. Pasien tidak menginginkan prosedur yang invasif, pasien tidak menyukai kunjuangan rutin untuk pemeliharaan gigi tiruan. Untuk splint temporo mandibular joint (TMJ) jika digunakan dalam bentuk tidak diberi pigmen. Dapat juga digunakan pada venner koemetik untuk menutupi resesi gingiva. Indikasi lainnya adalah bila pasien alergi terhadap akrilik. Material yang ideal untuk gigi tiruan lepasan pada kasus pasien rentan terhadap patahnya gigi tiruan.

• Kontra Indikasi
Kontra indikasi pemakaian valplast adalah jarak interoklusal pada bagian posterior kurang dari 4 mm karena dengan GTSL valplast perlu dipastikan adanya occlusal clearance yang cukup antara RA dan RB untuk pemasangan gigi. Tidak seperti GTSL akrilik konvensional yang ikatan antara elemen gigi tiruan dan basis adalah ikatan kimia, ikatan GTSL valplast adalah secara mekanik. Jika tidak ada ruang yang cukup untuk menempatkan lubang retensi pada gigi, elemen gigi tiruan dapat berubah tempat.Ruang yang dibutuhkan kira-kira 5 mm atau lebih dari posterior interocclusal clearance, yaitu antara gigi dan bridge lawan, untuk memaksimalkan retensi elemn gigi.

Kontra indikasi lainnya adalah bila ada torus mandibula atau maksila serta bentuk ridge yang knife edge pada bilateral free-end, flat ridge, deep overbite (4 mm atau lebih) dimana gigi anterior dapat menghalangi dalam pergerakan-pergerakan yang tidak teratur, juga tidak dianjurkan pada penggunaan immediate.

Crown / Mahkota Gigi


















Istilah crown dalam dunia kedokteran gigi mempunyai arti yang sebenarnya, yaitu mahkota. Bagian gigi yang tampak di rongga mulut disebut mahkota (crown). Mahkota terbentuk berlapis dimulai dari lapisan email yang terletak paling luar, diikuti dentin dan kemudian rongga pulpa di bagian paling dalam yang berisi pembuluh darah, syaraf dan sel-sel pembentuk gigi. Bagian yang tidak kelihatan, tertanam di dalam gusi disebut akar


Jadi tanpa harus dicrown, gigi sudah mempunyai mahkota. Tampaknya dewasa ini istilah crown lebih banyak digunakan untuk menunjuk mahkota tiruan. Istilah ini pasti muncul dari kalangan dokter gigi juga. Mungkin istilah mahkota tiruan dianggap kurang keren , sehingga dipakai istilah lain yang berbau asing : crown. Dalam tulisan ini selanjutnya istilah crown akan dipakai menggantikan istilah mahkota tiruan, semata-mata karena lebih pendek, sehingga lebih cepat ditulis.

Crown umumnya dipasang pada gigi untuk merestorasi gigi yang bentuknya tidak utuh, yang disebabkan oleh proses karies (penyakit gigi berlubang), patah, terkikis atau sebab lainnya. Crown dipakai juga untuk memperbaiki bentuk gigi yang terlalu kecil, posisi gigi yang tidak normal, warna gigi yang kurang baik. Masih ada beberapa hal khusus yang dapat diatasi dengan cara memasang crown pada gigi.

Crown sebagai bahan restorasi gigi

Gigi yang berlubang umumnya dapat direstorasi dengan bahan tambalan bila lubang belum terlalu besar. Artinya struktur gigi yang tersisa masih cukup banyak, sehingga dapat "memegang" bahan tambalan pada tempatnya. Bila lubang sudah sedemikian besarnya, sehingga meliputi dua atau tiga permukaan lebih, restorasi dengan bahan tambalan seperti amalgam, resin komposit atau ionomer kaca tidak akan dapat bertahan lama.

 Karena itu prinsip "gigi memegang bahan restorasi" harus diganti dengan "bahan restorasi memegang gigi". Di sinilah crown digunakan, karena bahan restorasi ini secara fisik akan terlihat seperti mahkota gigi sesungguhnya. Bukan hanya terlihat, tetapi juga menggantikan fungsi mahkota gigi sesungguhnya.

Untuk merestorasi gigi yang berlubang dengan crown, gigi harus diasah pada beberapa bagian untuk menyiapkan tempat bagi crown agar mempunyai ketebalan yang cukup. Ketebalan crown harus cukup agar tahan terhadap tekanan kunyah. Tapi juga tidak boleh terlalu tebal sehingga bila rahang bawah dan atas dikatupkan, crown tidak kontak lebih dahulu dengan gigi antagonisnya dibandingkan gigi lainnya.

Karena fungsinya untuk merestorasi gigi, crown juga dapat memperbaiki posisi gigi yang tidak pada tempatnya. Dengan mengasah sisi gigi yang menonjol lebih banyak dan di sisi lainnya lebih sedikit, crown dapat dipasang lebih ke arah dalam sehingga posisi gigi terkoreksi.

Bila gigi terlalu kecil sehingga menimbulkan celah yang cukup besar di antara gigi, pemasangan crown akan membuat gigi terlihat lebih bagus dan makanan tidak mudah menyelip di antara gigi.

Perawatan Gigi Palsu Cekat / Permanen









Ketika anda memutuskan untuk memakai gigi palsu permanen dari pada mamakai gigi palsu lepasan, maka seharusnya anda di bekali beberapa pengetahuan untuk melakukan perawatan agar gigi palsu yang anda kenakan terlindungi dari kuman – kuman yang dapat penyebab bau mulut.

Berikut adalah langka-langkan sederhana melakukan perawatan gigi palsu permanen:

Langkah pertama melakukan perawatan gigi palsu permanen adalah dengan teratur membersihkan gigi anda sehabis makan ataupun saat akan tidur.
Langkah perawatan selanjutnya adalah dengan melakukan flossing (Berkumur dengan obat kumur) secara teratur setelah anda menyikat gigi guna membersihkan sisa-sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi.

Perawatan gigi palsu permanen berikutnya yang tak kalah penting adalah dengan sering melakukan check up secara teratur ke dokter gigi untuk melakukan pembersihan minimal enam bulan sekali.
Jika gigi palsu mulai terasa tidak nyaman segera periksakan ke dokter untuk di lakukan pemeriksaan.

Saat teknologi sudah mengalami kemajuan pesat, kehilangan gigi asli bukan lagi hal yang menakutkan atau memalukan bagi setiap orang, karena gigi yang sudah hilang dapat di gantikan dengan gigi palsu yang nyaris hampir menyerupai gigi asli anda, tentu dengan selalu tetap memperhatikan perawatan gigi palsu permanen yang anda kenakan..

Perawatan Gigi Palsu Lepasan



Gigi palsu lepasan ini awalnya terbuat dari bahan akrilik. Namun saat sekarang ini, pemakai gigi palsu mulai lebih memilih gigi palsu lepasan yang bagian landasan giginya terbuat dari logam tapi giginya tetap terbuat dari bahan akrilik. Alasannya karena jika gigi palsu lepasan yang landasan giginya terbuat dari logam akan lebih kuat dan tidak mudah patah serta terasa lebih nyaman untuk dipakai dalam mulut.

Keuntungan dan Kekurangan Gigi Palsu Lepasan

Untuk keuntungan dari pemakaian gigi palsu lepasan ini adalah pemasangan gigi palsu lepasan ini sangat mudah untuk di lepas dan di pasang. Namun, dibalik itu gigi palsu lepasan ini juga mempunyai kekurangan yakni dapat menjadi salah satu sumber tempat bakteri berkumpul yang menyebabkan gangguan bagi kesehatan gigi dan mulut. Untuk itu perlu perawatan yang rutin setiap hari jika Anda ingin melakukan pemasangan gigi palsu lepasan ini.

Ada 2 hal yang perlu Anda ketahui dalam melakukan perawatan gigi palsu lepasan ini, adalah:

Cara Perawatan Gigi Palsu Lepasan

1. Setiap Anda menyikat gigi, maka sebaiknya Anda melepas terlebih dahulu gigi palsu lepasan yang Anda kenakan dan Jangan lupa juga untuk membersihkan gigi palsu Anda dan merendamnya dalam wadah berisi air

2. Menggunakan gigi palsu lepasan sebaiknya jangan terlalu lama. Usahakan gigi asli Anda terbebas dari gigi palsu minimal 1 sampai 2 jam dalam setiap hari. Hal ini bertujuan agar gigi dan gusi Anda yang lain dapat bernafas tanpa adanya gigi palsu lepasan.

3. Setiap 5 tahun sekali, pastikan gigi palsu lepasan yang Anda gunakan masih dalam keadaan kondisi yang baik. Karena bisa saja gigi palsu lepasan Anda sudah mulai goyang atau ada kawat yang menusuk jaringan lunak pada permukaan gusi yang dapat menyebabkan gusi berdarah

Masalah Paska Pencabutan Gigi




Bila masa 24 jam setelah pencabutan terlewati tanpa masalah, proses penyembuhan luka bekas pencabutan gigi akan berlangsung dengan baik. Tidak ada perawatan dan pengobatan khusus yang diperlukan untuk membantu proses penyembuhan luka. Air liur yang terus menerus berkontak dengan daerah luka mempunyai efek penyembuhan yang sangat ampuh. Selain itu, tidak ada makanan yang perlu dipantang. Sebaliknya, makanan harus bergizi tinggi agar tubuh mampu melakukan proses penyembuhan secara alamiah.

Kadang-kadang ada orang yang mendapatkan masalah setelah satu atau dua hari setelah pencabutan. Ini adalah kasus-kasus yang jarang terjadi, biasanya terjadi akibat proses pencabutan yang sulit dan daya tahan tubuh yang kurang baik. Namun keadaan jarang ini justru yang diingat orang dan disebar-luaskan ke orang lain, sehingga dianggap sebagai hal yang sering terjadi.
Proses pencabutan yang sulit biasanya meninggalkan trauma fisik pada jaringan yang ditinggalkan sehingga proses penyembuhan juga berlangsung lebih lama. Trauma fisik dapat menyebabkan munculnya rasa sakit, pembengkakan, pembentukan lapisan putih keabuan di atas luka, pembentukan gumpalan darah berwarna hitam. Perlukah kembali ke dokter gigi atau dibiarkan saja?

Rasa sakit
Rasa sakit yang muncul setelah efek obat bius habis adalah sebetulnya merupakan hal lumrah, seperti bila terjadi luka pada bagian tubuh lain. Rasa sakit berupa ngilu dan berdenyut-denyut akibat luka pencabutan bersifat relatif, tergantung ambang rasa sakit pasien. Untuk pencabutan gigi dengan tingkat kesulitan rendah, dalam beberapa jam sudah tidak terasa sakit oleh orang dengan ambang rasa sakit tinggi. Sedangkan pada orang dengan ambang rasa sakit sangat rendah, rasa sakit bahkan masih terasa hingga 1-2 minggu.

Rasa sakit dapat diatasi dengan obat analgesik yang dijual bebas di pasaran, seperti jenis parasetamol, asam asetil salisilat atau asam mefenamat. Gunakan hanya jika perlu saja. Bila sampai 2 hari rasa sakit masih ada bahkan disertai pembengkakan, ini berarti ada gangguan dalam proses penyembuhan, bisa karena lubang bekas pencabutan kotor, bisa karena terjadi pembekuan darah terlalu cepat, atau hal-hal lain. Kalau terjadi demikian, sebaiknya kembali ke dokter gigi Anda untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut.

Kadang-kadang rasa sakit terjadi bukan hanya pada bekas luka pencabutan, tapi juga pada gigi yang berada di depan atau belakang bekas gigi yang dicabut. Rasa sakit terasa seperti ditekan, atau gigi terasa mau lepas, atau terasa sakit saat menggigit. Rasa sakit ini merupakan gejala peradangan pada jaringan penyangganya. Peradangan akibat proses pencabutan ini tidak bersifat menetap dan akan berangsur-angsur sembuh sendiri.

Gumpalan darah
Bila terlihat gumpalan darah yang kehitaman dan lapisan putih di atasnya pada luka bekas pencabutan tanpa disertai rasa sakit, tidak perlu kuatir. Hal ini merupakan salah satu efek trauma pada jaringan. Bagian ini nantinya akan terlepas sendiri karena merupakan jaringan mati.

Pembengkakan
Pembengkakan bisa terjadi akibat pencabutan gigi yang sulit. Pembengkakan terjadi akibat beku darah yang berkumpul pada jaringan di sekitar luka. Pembengkakan ini menyebabkan otot-otot di sekitar mulut kaku sehingga ada kesulitan dalam membuka mulut. Bila tidak ada infeksi, pembengkakan dan kekakuan otot dapat diatasi dengan melakukan kompres hangat dan banyak melakukan gerakan buka-tutup mulut.

Lapisan putih keabuan
Lapisan putih keabuanpada lubang bekas pencabutan yang disertai rasa sakit luar biasa dan muncul 1-2 hari setelah pencabutan, merupakan akibat kelainan proses penyembuhan. Keadaan seperti ini harus ditangani oleh dokter gigi. Luka bekas pencabutan harus dibersihkan lagi dan memerlukan terapi antibiotika.

Gigi tertinggal?
Kadang-kadang terlihat bintik putih pada gusi disekitar lokasi pencabutan yang terasa keras bila disentuh. dan menimbulkan rasa sakit. Sering orang menganggapnya sebagai sisa gigi yang belum tercabut dan sebagian besar dugaan ini adalah salah. Benda keras berwarna putih pada gusi adalah pecahan tulang atau puncak tulang yang mengelilingi gigi yang dicabut. Sebaiknya Anda ke dokter gigi yang sebelumnya mencabut gigi Anda untuk membereskan tulang yang membandel ini.

Rasa sakit dan kaku
Proses pencabutan yang sulit kadang-kadang memang meninggalkan masalah pada hari kedua atau berikutnya. Namun seringkali masalah-masalah itu disebabkan oleh ketakutan berlebihan akan tindakan pencabutan, misalnya takut membuka mulut, takut menyikat gigi atau takut makan. Padahal mengunakan rongga mulut dengan wajar sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka.

Mulut yang dibiarkan terus menutup akan membuat otot-otot kaku dan sakit. Higienitas mulut harus tetap terjaga untuk menciptakan lingkungan di sekitar luka yang sehat dengan melakukan sikat gigi dan berkumur. Makan harus tetap dilakukan, tanpa ada pantangan apapun agar kondisi tubuh memungkinkan bagi proses penyembuhan luka. Membuka-tutup mulut, menyikat gigi dan mengunyah makanan akan merangsang produksi air liur. Air liur mempunyai efek membersihkan mulut dan efek menyembuhkan luka yang sangat ampuh.


Pencabutan gigi memang sebaiknya dihindari. Tapi kalau memang tidak dapat dipertahankan lagi, harus dijalani. Bila terpaksa dijalani, pencabutan gigi bukanlah sesuatu yang menakutkan. Proses penyembuhannya juga bukanlah sesuatu yang yang perlu dikuatirkan. Biarkan luka sembuh secara wajar.

Penanganan Gigi Lepas dari Socketnya



Lepasnya gigi dari soketnya merupakan salah satu bentuk cedera pada rongga mulut. Hal ini terjadi karena adanya benturan yang keras yang mengenai rahang. Umumnya seseorang yang mengalami benturan keras tidak menyadari kalau giginya terlepas, karena rasa terkejut atas kejadian yang dialami. Kesadaran ini baru muncul setelah orang lain melihatnya atau dia merasakan lidah terasa lebih bebas bergerak.

Lepasnya gigi dari soketnya bukan berarti habisnya riwayat hidup sang gigi di dalam mulut pemiliknya. Gigi tersebut masih dapat dikembalikan ke soketnya (tempat gigi tertanam di dalam mulut), asalkan diberikan penanganan yang tepat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan gigi yang terlepas. Yang paling berperan bagi berhasil-tidaknya pengembalian gigi ke soketnya adalah waktu. Tidak adanya pasokan darah dan makanan, karena terputusnya hubungan gigi dengan jaringan penyangganya, akan menyebabkan sisa jaringan yang menempel pada akar gigi mati sejalan dengan waktu. Dalam waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam, sisa jaringan tersebut perlahan-lahan akan mati. Karenanya begitu gigi ditemukan, usahakan segera mencari pertolongan medis untuk mengembalikannya.

Apabila tidak gugup, boleh juga mencoba memasukkan kembali gigi tersebut ke soketnya. Bila berhasil, pertahankan posisinya dengan kasa atau kain basah dan pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Bila tulang penyangga gigi ada yang patah, biasanya gigi tidak akan stabil pada posisinya.

Usaha mengembalikan sendiri ini sebaiknya dihentikan apabila sulit dilakukan, karena lebih pentin memanfaatkan waktu untuk mencari pertolongan medis. Carilah dokter gigi terdekat dengan membawa gigi yang terlepas pada bagian mahkotanya, yaitu bagian yang terlihat di atas gusi ketika berada di mulut. Jangan sekali-kali memegang bagian akar, apalagi menggosoknya untuk membersihkan kotoran yang menempel. Kotoran dapat dibersihkan di bawah air yang mengalir. Apabila gigi masih berada di dalam mulut, tidak perlu membersihkannya. Karena usaha membersihkan gigi akan mengganggu vitalitas jaringan yang menempel pada akar gigi.

Gigi dapat dibawa dengan menyimpannya dalam rongga mulut. Ini adalah tempat yang terbaik untuk mempertahankan vitalitas dan kelembaban jaringan yang menempel pada akar gigi. Rongga mulut mempunyai kelembaban yang cukup dan tingkat keasaman yang tepat bagi gigi yang terlepas. Untuk menghindari tertelannya gigi, letakkan gigi di bawah lidah.

Apabila tidak mau menghadapi resiko tertelan, gigi dapat disimpan di dalam minuman isotonik yang cukup banyak jenisnya beredar di pasaran. Selain itu susu dingin juga dapat dimanfaatkan sebagai cairan perendam. Jika semuanya tidak ada, meskipun tidak begitu baik, air minum dingin juga dapat digunakan. Yang terpenting, jangan membawa gigi tanpa media cairan.

Di ruang dokter gigi, dokter gigi akan berusaha mengembalikan gigi ke soketnya. Setelah itu agar gigi tidak berubah posisinya, dokter gigi akan melakukan fiksasi berupa pengikatan gigi tersebut ke gigi-gigi tetangganya.

Setelah beberapa waktu akan tumbuh jaringan perlekatan gigi dengan gusi yang baru. Apabila gigi sudah stabil posisinya, dokter gigi akan melakukan perawatan pada jaringan pulpa, yaitu jaringan lunak yang terdapat pada bagian dalam gigi. Bila perawatan ini tidak dijalani, gigi akan berubah warna menjadi merah muda dan kemudian perlahan-lahan menjadi abu-abu.

Pengembalian gigi yang terlepas ke soketnya hanya dapat dilakukan pada gigi tetap. Apabila yang terlepas adalah gigi susu, jangan membuang waktu dengan mencari gigi yang terlepas. Karena usaha mengembalikan gigi susu ke soketnya akan mengganggu pertumbuhan gigi tetap di balik soket gigi susu. Usahakan untuk menenangkan anak dan menolongnya dengan memberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan. Setelah itu bawalah anak ke dokter gigi.

Dokter gigi tidak akan dapat menumbuhkan atau mengganti gigi yang hilang. Pertolongan pertama yang diberikan berupa pemberian obat-obatan untuk penghilang sakit dan pencegah infeksi. Pada waktunya nanti, ruangan yang kosong itu akan digantikan oleh gigi tetap. Untuk mencegah terjadinya gigi tetap yang tumbuh berjejal di kemudian hari, dokter gigi biasanya akan menganjurkan pembuatan alat penahan ruang. Alat ini akan mempertahankan ruang gigi yang hilang agar gigi tetap penggantinya nanti mempunyai tempat yang cukup untuk tumbuh